A. Psikoanalisa
Psikoanalisa adalah sebuah aliran yang menitikberatkian pada pikiran dan ketidaksadaran yang diringkas dalam frase pikiran yang tidak sadar.Pendekatan ini berfokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Sigmund Freud merupakan tokoh pendiri psikoanalisis atau disebut juga aliran psikologi dalam (depth psychology) ini secara skematis menggambarkan jiwa sebagai sebuah gunung es. Bagian yang muncul di permukaan air adalah bagian yang terkecil, yaitu puncak dari gunung es itu, yang dalam hal kejiwaan adalah bagian kesadaran (conscious-ness). Agak di bawah permukaan air adalah bagian yang disebutnya prakesadaran atau subconsciousness atau preconsciousness.
Teknk psikoterapi melalui pendekatan psikoanalisis adalah
1. Asosiasi bebas
adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman masa
lalu & pelepasan emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu
2. Penafsiran
Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas,
mimpi-mimpi, resistensi dan transferensi bentuk nya = tindakan analis yang menyatakan, menerangkan,
bahkan mengajari klien makna-makna.
3. Analisis Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak
disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak
terselesaikan
4. Analisis dan
Penafsiran Resistensi
Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang
ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya
5. Analisis &
Penafsiran Transferensi
Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis karena mendorong
klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi
6. Hipnotis
Banyak digunakan
oleh psikiater Perancis, dengan cara menghilangkan ingatan-ingatan pasien yang
mengandung simptom-simptom, kemudian psikiater memberikan ingatan baru berupa
sugesti-sugesti yang kuat, yang dapat memulihkan kesehatan pasien. Freud kurang tertarik dengan teknik ini, sebab tingkat keampuhannya diragukan.
B. Behaviorisme
Menurut teori Behaviorisme, belajar adalah tingkah laku yang berubah akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Steven Jay Lynn dan John P. Garske (1985) menyebutkan bahwa
di kalangan konselor/psikolog, teori dan pendekatan behavior sering
disebut sebagai modifikasi perilaku (behavior modification) dan terapi perilaku (behavior
therapy), sedangkan menurut Carlton E. Beck (1971) istilah ini dikenal dengan behavior therapy,
behavior counseling, reinforcement therapy, behavior modification, contingency management. Istilah
pendekatan behavior pertama kali digunakan oleh Lindzey pada tahun 1954 dan kemudian
lebih dikenalkan oleh Lazarus pada tahun 1958. Istilah pendekatan tingkah laku lebih
dikenal di Inggris sedangkan di Amerika Serikat lebih terkenal dengan istilah behavior modification.
Di kedua negara tersebut pendekatan tingkah laku terjadi secara bersamaan.
Kelemahan
dan kekuatan teori behavioristik ini adalah proses belajar:
a. dapat
diamati secara langsung padahal belajar adalah proses kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar kecuali sebagian gejalanya.
b. bersifat
otomatis-mekanis, sehingga terkesan seperti gerakan mesin dan robot, padahal
setiap siswa memiliki kemampuan mengarahkan diri dan pengendalian diri yang
bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak merespons jika ia tidak mengendaki, misal ia lelah dengan kata hati.
c. manusia
yang dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat
mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan.
d. usaha-usaha
mengubah perilaku mengabaikan faktor-faktor kognitif yang potensial mengganggu
proses belajar. Untuk siswa yang pengetahuan atau kemampuan kognitifnya lemah,
harus menggunakan strategi belajar mengajar pada teori kognitif.
e. penguatan
yang diberikan karena menyelesaikan tugas-tugas akademis yang bisa mendorong
siswa untuk melakukannya lebih cepat dan bagus.
f.
penguatan
ekstrinsik terhadap sebuah aktivitas yang dianggap siswa sudah menguatkan
secara intrinsik akan mengurangi kesenangan siswa terhadap kegiatan tersebut.
Ketika siswa mengerjakan tugas yang sulit, guru memberikan dorongan agar siswa
mengerjakan dengan baik tetapi siswa akan merasakan kebosanan.
Pendekatan Behavioral ini menekankan pada tingkah laku yang berubah-ubah akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar yaitu
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai
hasil interaksi antara stimulus dan respons.
C. Humanistik
Pendekatan Humanistic Therapy
menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas
menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik,
seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan
mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien,
melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas
dasar kesadarannya sendiri.
Metode psikoterapi yang termasuk
dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered
Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies,
Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy
D. Kognitif
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa
perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan
Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa
mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran
menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam
cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.
2. Kasus yang biasa di tangani pendekatan:
A. Psikoanalisa
contoh, ada seorang anak yang mengalami mimpi buruk yang berulang ulang, mimpi itu sangat mengganggu si anak. Lalu anak itu menemui psikolog lalu memakai terapi psikoanalisa. Analisis mimpi memungkinkan terapis untuk mengetahui
masalah- masalah yang tidak terselesaikan oleh klien.Tugas terapis disini adalah menyingkap makna yang disamarkan
dengan mempelajari simbol-simbol dari isi manifes mimpi, sehingga dapat
diketahui isi laten klien.
B. Behavior
Bixente adalah anak terakhir dari empat bersaudara, ia lahir
di New York, Amerika Serikat. Ketika ia lahir, kakak perempuannya berusia 17
dan 14 tahun, sedangkan kakak laki-lakinya berusia 9 tahun. Bixente hidup di
lingkungan tetangga yang hanya ada sedikit anak-anak, dia ingat dulu sering
merasa kesepian dan ketakutan. Awalnya ia mengambil kuliah jurusan sastra
inggris, tetapi karena dosennya tidak menarik dan membosankan maka ia
memutuskan untuk pindah ke jurusan psikologi dan sosiologi, yang materinya
menarik minat dan rasa ingin tahunya. Selain itu, dosen-dosennya membuat
Bixente menjadi terinspirasi. Akhirnya tahun 1957 ia mendapatkan gelar master
dalam psikologi eksperimental dan tahun 1960 mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi klinis.
C. Humanistik
Lani yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan,
sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya
memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat
di restauran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku
pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah
layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi
perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, aka dia dapat terhindar
dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.
D. Kognitif
Dani , seorang siswa di sebuah SMA di Cirebon, dalam proses
pembelajaran ia selalu bertanya-tanya tentang apa yang dia pelajari, kemudian
dia berpikir mengapa dia mempelajari halitu, lalu dia berpikir kembali mengapa
dia berpikir mengenai tentang mengapa dia mempelajari hal itu. Karena itu, maka Dani mengalami keterlambatan dalam pengolahan informasi. Di kelas iatertinggal
dalam pelajarannya. Saat teman- temannya telah mendapatkan informasi baru, Dani masih memikirkan hal yang sama tanpa berusaha memahami informasi-informasi
baru yangdiberikan oleh gurunya. Keterlambatan Dani dalam memproses informasi,
mempengaruhi prestasinya dalam belajar.
3. Pandangan anda dalam kasus tersebut dianggap bisa ditangani
oleh pendekatan psikologi.
A. Psikoanalisa
Freud
melihat bahwa mimpi sebagai “royal to the uncouncious”, dimana dalam mimpi semua keinginan, kebutuhan,dan ketakutan yang tidak disadari diekspresikan. Dengan terapi psikoanalisa bisa diatasi, terapi ini mempunyai prosedur untuk membuat klien menceritakan semua permasalahan yang tidak disadari oleh klien. Terapi ini biasanya dipadukan dengan hypnotherapi yang membuat klien menceritakan semua permasalahannya. Setelah itu konselor akan mencari permasalahan dengan prosedur yang biasa di pakai psikoanalisa.
B. Behaviorisme
Behavior
therapy lebih menekankan kepada metode action-oriented untuk membantu orang-orang
mengubah perilaku dan pikiran mereka (Glass dan Arnkoff dalam Corey, 1996). Pandangan
ini semakin menguatkan bahwa manusia dapat memiliki kemampuan untuk berkembang
ke arah yang lebih baik, apabila ia berada dalam situasi lingkungan yang
mendorongnya untuk menjadi individu yang baik. Adapun perilaku bermasalah dalam
konsep behavioristik adalah perilaku yang tidak sesuai/tepat dengan yang
diharapkan oleh lingkungan. Penetapan perilaku bermasalah mengacu pada
perbedaannya dengan perilaku normal yang menekankan aspek penyesuaian diri
dengan lingkungan.
C. Humanistik
Rogers
berpikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam.
Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah
perbuatanny sehingga mereka masih akan tetap mampu berpegang pada konsep diri
mereka. Manusia dengan tingkat inkongruensi yang lebih tinggi akan merasa
sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus
menerus.
D. Kognitif
Dani
berada pada tahap operasional formal. Selayaknya remaja pada usia Dani mengalami apa yang dialami oleh Dani. Namun, pada diri Dani, dia terlalu memfokuskan pikirannya terhadap informasi yang baru ia terima. Operasional
formal yang terjadi pada setiap informasi yang didapatnya mengakibatkan Dani
mengalami keterlambatan dalam pemrosesan informasi karena ia terus berpikir
mengenai ’ mengapa ia memikirkan hal tersebut, lalu ia berpikir kembali mengapa sebelumnya
ia memikirkan tentang hal tersebut’. Hal ini membuat Dani mendapatkan sedikit informasi
dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, sehingga Dani mengalami penurunan
dalam prestasi belajarnya. Keterlambatan yang dialami oleh Dani merupakan suatu
gangguan belajar dalam memproses informasi.
SUMBER
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/viewFile/1778/pdf
http://www.scribd.com/doc/98304402/Perkembangan-Kognitif-Remaja-baru#scribd
Basuki,
H. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Sanyata,
S. 2012. “Teori Dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik Dalam Konseling” .
Jurnal
Paradigma. Volume 7, No.14