1.
Percobaan : ..Indera Pendengaran dan Keseimbangan
Nama
Percobaan : Percobaan Rine
Nama
Subyek Percobaan : . Alit Aji Nugroho
Tempat
Percobaan : ..Laboraturium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk
membuktikan bahwa transmisi . melalui udara lebih
baik daripada tulang
b.
Dasar
Teori :
.. Pitch dan Loudnes.
Suara yang
dibedakan tekanannya berkolerasi dengan gelombang sinus. Suara semacam itu
disebut nada murni (pure tone). Siklus gelombang menuju kompresi dan ekspansi
udara seperti suara geombang yang selalu bergerak. Kedua karakteristik utama
gelombang seperti itu adalah frekuensi dan amplitudo. Frekuensi diukur dengan
jumlah getaran perdetik; yaitu beberapa kali perdetik sampai siklus gelombang
suara diulang. Unit Hertz (singkatan Hz) digunakan untuk menunjukkan sikus
perderik; yaitu suatu siklus perdetik sama dengan satu Hz. Amplitudo
berhubungan dengan jumlah kompresi dan ekspansi udara, seperti digambarkan oleh
panjangnya gelombang dimulai dari puncak sampai dasar kurva.
Frekuensi gelombang suara pada dasarnya merupakan penyebab dari apa yang
kita alami sebagai pitch (tingkatan nada). Namun pitch sebuah nada dapat juga
dipengaruhi oleh intensitas. Jadi, 'pitch' pun hanya terkait pada satu atribusi
fisik stimulus. Demikian pula, 'loudness' (kerasnya suara) berkolerasi dengan
kuat pada amplitudo gelmbang atau intensitas suara. Namun demikian, gelombang
suara berfrekuensi rendah yang mempunyai amplitudo sama dengan suara berfrekuensi
tinggi tidak selalu menghasilkan suara yang sama keras.
Manusia dapat mendengar frekuensi anrata 20- 20.000 Hz. Hal diatas dapat
kita buktikan pada bunyi piano yang menghasilkan frekuensi dari lebih kurang 27
sampai 4.200 Hz. Tida semua species dapat mendengar dengan rentang frekuensi
yang sama, sebagai contoh peluit untuk memanggil anjing yang menggunaka nada
terlalu tingi frekuensinya bagi telinga kita.
c.
Alat
yang digunakan : Garputala
d.
Jalannya
percobaan : 1.
Garputala di ketok ke besi, lalu di .
tempelkan di atas kepala.
2. Garputala di ketokan ke besi tunggu .
sampai tidak bergetar lalu tempelkan di . belakang kuping
e.
Hasil
Percobaan : 1.
Pada saat garputala di tempelkan di .
kepala, bunyi yang tadi di hasilkan dari . ketokan garputala tersebut masih . tedengar.
2. Pada saat garputala di tempelkan di .
belakang kuping ternyata bunyi yang . di hasilkan dari ketokan ke besi
masih . terdengar.
f.
Kesimpulan : .. Ketika garputala bergetar, terdapat
urutan . gelombang
komprensi dan ekspansi. . Bunyi yang
tekanannya terkorelasi . dengan gelombang
sinus disebut nada . murni, bentuk
gelombang bunyi apapun . (tidak peduli
betapa kompleksnya) dapat . dipecah menjadi
serangkaian gelombang . sinus yang
berbeda dengan amplitudo . yang sesuai.
Bila gelombang sinus . tersebut
dirambahkan lagi, hasilnya akan . sama dengan
bentuk gelombang aslinya.
g.
Daftar
Pustaka : .. Atkinson,
R.L,. Atkinson, R.C,. Hilgard, . E.R. (1983). Pengantar Psikologi. . Editor:
Agus Dharman, SH, M. Ed., . Ph.D.
& Michael Adryanto. Jakarta. . Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar